Setelah Pada Akhirnya Kulepaskan Semua




Setelah pada akhirnya hatiku mantab untuk melepaskan apa yang selama ini ia tahan bertahun-tahun, untuk ikhlas, untuk kebaikan diriku, kulepas perasaanku padanya seperti melepas anak panah. Kulesatkan sembarang arah karena kuakui memang aku tidak siap untuk segala resiko yang mungkin terjadi, benar ia tak sesuai sasaran.


Sejak itu hidupku berubah. Caraku menatap, tertawa, caraku memandang dan mengartikan dunia sanggup pula berubah. Inspirasi diatas segala tulisan dan semua yang aku lakukan selama ini ikut hilang. Aku sempat menduga, sempat pula mengira, ternyata memang sebesar itu pengaruh keberadaannya dan perasaanku padanya. Selama bertahun-tahun, kurasa memang hal terbesar yang mengubah hidupku dari segala aspek adalah dia dan perasaan yang kumiliki untuknya.


Aku tak lagi menangisinya setiap malam, aku juga tidak lagi menyematkan chattnya meskipun chat terakhir adalah beberapa bulan lalu. Aku juga tak lagi sedih saat lagu yang mewakili perasaanku padanya tak sengaja terputar di YouTube, Tik Tok, Spotify, lalu aku juga tak lagi excited menunggunya update story ataupun menunggunya melihat storyku. Yang kurasakan saat itu terlihat sakit tapi aku bahagia. Hidupku hitam namun tidak gelap. Segala hal tentang dia terasa sangat menggembirakan meskipun semenit kemudian bisa menjadi alasan mengapa aku tiba-tiba menangis.


Lalu hidupku tak lagi sama. Aku tidak bisa merasakan euforia-euforia itu kembali sekalipun aku ingin. Aku tidak lagi dapat menuliskan kata-kata yang kurasa bagus. Dulu, dengan memikirkan memori 3-5 tahun lalu tentang dia tentu, satu judul puisi dengan minimal 5 bait dapat kuselesaikan tidak ada 15 menit. Dulu, hanya dengan memikirkannya saja, satu part tulisannku diblog dapat kuselesaikan tidak memakan waktu sampai 1 jam. Dulu, ketika perasaan itu masih ada, aku bisa melanjutkan 1-2 bab tulisanku yang lagi-lagi memang untukknya tidak sampai 2 hari.


Sekarang? Bahkan satu kalimat saja tak bisa kuselesaikan selama berminggi-minggu. Hanya itu-itu saja.


Aku tidak tahu apakah yang aku lakukan sekarang benar atau tidak tapi kosong saja kurasakan. Dia adalah muse terbaik yang pernah aku miliki dan sekarang aku telah melepaskannya. Bagaimana bisa aku melanjutkan apa yang sudah aku mulai? Bagaimana bisa aku menulis lagi saat kata-kataku telah terkuras?


Dia tidak pernah berbicara padaku, mungkin juga tak menghiraukan jika aku masih bernapas, tapi dia memiliki peranan sangat penting. Menjadi tokoh yang mencintainya adalah peran yang paling aku sukai. Lalu sekarang, tokoh siapa aku? Peran apa yang harus aku jalani sekarang?


Melapaskannya seperti kehilangan 90%  pijakan, Asal kamu tahu saja seperngaruh itu dia dihidupku. Lihat saja, tulisan yang akan kalian baca kali ini memiliki kualitas yang rendah. Karena inspirasi terbaikku sudah hilang, dan belum ada inspirasi terbaik selain dia sampai saat ini.


Namun tak mengapa. tidak apa-apa. Aku tidak tahu apakah aku akan menyesali keputusanku ini dimasa depan, tapi aku juga tidak boleh egois dengan menanggung semua itu sendirian. Dimasa depan nanti, pasti akan kutemukan inspirasi yang jauh lebih baik lagi. Inspirasi yang mau berbagi denganku, inspirasi yang juga memerdulikan keberadaanku. Inspirasi yang hanya menghadirkan cerita dengan perjalan indah dan akhir yang indah pula. Tapi masihkah ada kesempatan bagiku untuk menjalankan peran sebagai tokoh lain?


🥀🥀🥀


Dan aku janji, akan kutemukan bintang lain yang lebih gemilang daripadamu. Akan kutemukan bintang yang lebih benderang daripadamu. Bintang yang cahayanya mampu memberikan penerangan pada gelapnya ruang dikehidupanku dan aku pasti akan mengatakannya padamu.

Suatu hari nanti, akan kubanggakan dia didepanmu karena pada akhirnya aku sungguh-sungguh telah bertemu dengan seseorang yang memang pantas menguras perasaanku karena dia akan mengisinya kembali. Aku temukan dia yang hanya padaku hidupnya bermuara.  Aku akan menemukannya.



Kulepasmu dengan ikhlas. Aku janji, tak akan ada lagi perasaan tersisa untukmu,

 Mari bertemu dengan keberuntungan lebih baik dikehidupan lain.




always with love,




Comments

Popular Posts