RASA DIHARI-HARI ITU (SAUDADE #2)🌼

 SAU.DA.DE

noun

a nostalgic longing to be near again to something or someone that is distant, or that has been loved and then lost; "the love that remains"


SAU.DA.DE

kata benda

kerinduan nostalgia untuk dekat lagi dengan sesuatu atau seseorang yang jauh, atau yang telah dicintai dan kemudian hilang; "cinta yang tersisa".


🦋🦋🦋


🦋🦋🦋


Beberapa tahun lalu, ada sesuatu yang membuatku merasa hidup. Sesuatu itu benar-benar membuatku bahagia. Sesuatu itu juga memberiku rasa. Rasa yang sama, seperti rasa yang masih kurasakan hingga saat ini. Sesuatu itu ada karena seseorang, rasa itu ada juga karena seseorang. Seseorang yang sama untuk kesekian kalinya dari masa kemasa.


🦋🦋🦋



Di lorong bangunan berwarna hijau itu, yang dikedua sisinya berhadapan kaca berisi kertas binder warna-warni dan diatasnya terdapat beberapa tulisan hasil copy paste dari google, mataku membulat sumringah untuk pertama kalinya. Langkahku juga sanggup berhenti untuk menuruti mata yang ingin melihat apa yang sedang lewat dihadapanku. Saat itu aku tidak sadar bahwa mataku akan selalu seperti itu bahkan ketika hanya melihat bayangannya.

Perempuan disampingku mengernyit, mungkin dipikirannya 'ada apa gerangan dengan manusia satu ini? tertawa-tawa, tak biasanya'. Kubaca kebingungannya, lantas kutanya dia 'kamu ingat tidak, aku pernah cerita, yang papasan denganku ketika berangkat sekolah!' dia tetap memandangiku aneh dan menggeleng, 'haih! padahal hampir tiap pagi berhasil membuatku histeris'.

Memang dasar perempuan satu itu, ketika aku mulai antusias berbicara dan bertindak dia pergi begitu saja. Ya sudah tak apa. Yang terpenting adalah berita gembira dan sudah jelas aku bakal satu atap dengan orang yang berhasil membuatku histeris tiap pagi. Membayangkan betapa indahnya hari-hariku kedepan saja sudah berhasil membuat kupu-kupu diperutku berterbangan.

Meskipun ekspresi wajah diriku terpampang jelas nampak cengo dan takjub luar biasa, rupanya tak mampu membuatnya menoleh atau sekedar melirik kearahku. Justru teman kecil berambut brokoli yang disampingnya menyapaku.

“Heh, kamu sekolah disini juga?”

Aku terbengong, “lha iya aku disini baru tahu tah?”

dia nyengir dan berkata “satu sekolah kita”

Haha buset! Dia memang tengil sekali.

Biar kutebak, dari lorong sampai selesai mengelilingi bangunan hijau itu, perempuan disampingku pasti berpikiran jika temannya yang satu ini akan seperti ini terus wujudnya hingga tahun terakhir menjumpai akhir. Tertawa-tawa, tersenyum-senyum, semangat kegirangan, kerlingan binar matanya hingga hilang akal sehatnya. Haha! Benar! Warasku sudah hilang sejak hari itu.


🦋🦋🦋


Ternyata apa yang ada dibayanganku tidak sepenuhnya meleset. Hari-hari yang aku jalani beberapa tahun yang lalu adalah hari-hari terpanjang dan paling berkesan yang aku yakin dengan pasti selalu aku ingat setiap detail rinci adegannya didalam otakku sampai nanti aku tua.

Rasa dihari-hari itu menjadi rasa yang masih bisa kugenggam sisa-sisanya hari ini. Menjadi hal paling manis sejauh dua puluh tahun umurku. Rasa itu masih kurasakan, namun semangat dan keceriaan yang timbul karena rasa itu sudah hilang. Rasa itu yang kemudian membuat aku rindu ingin kembali merasakan bagaimana dulu optimisnya aku memandang dunia. Rasaku pada seseorang yang sanggup membuat kebahagiaanku berada pada level tertinggi yang belum pernah tertandingi hingga saat ini. Rasa itu memang masih ada meskipun beberapa tertinggal dalam kenangan putih biru.


🦋🦋🦋


With love,



Comments

Post a Comment

Popular Posts