KESATRIA BINTANG JATUH (SAUDADE #5) ๐ŸŒŸ

SAU.DA.DE

noun

a nostalgic longing to be near again to something or someone that is distant, or that has been loved and then lost; "the love that remains"


SAU.DA.DE

kata benda

kerinduan nostalgia untuk dekat lagi dengan sesuatu atau seseorang yang jauh, atau yang telah dicintai dan kemudian hilang; "cinta yang tersisa".


๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ

(bangunan itu adalah saksi yang tiada dapat mengungkap tentang ceritaku beberapa tahun lalu)

Sebuah kata bertajuk kamu. Tentang bintang yang kuharap terjatuh, bintang yang sekedar remangnya sangat menarik dimataku. Tentang gerak pandangku beberapa tahun lalu yang masih terkunci karena hanya ingin memandangnya.

“Saat melihat bintang jatuh pejamkan matamu dan buatlah harapan, maka harapanmu akan terkabul✨”

Pernah dengar?

Menurutku, bintang jatuh selalu jadi filosofi pengharapan yang paling indah, karena meskipun ia jatuh namun ia menimbulkan harapan. Ia langka, jarang terjamah oleh mata manusia, sekalinya dia ada mata manusia menyukainya.

Sama persis seperti dengan gambaran seseorang yang kutambatkan gelar ‘Kesatria Bintang Jatuh’ pada namanya dan tidak akan pernah aku ubah sampai bila habis masa.


๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ


Benar saja, dugaanku tidak salah. Seminggu masuk mulai kegiatan pembelajaran namanya sudah seringkali tertangkap di telingaku terucap dimulut orang-orang. 

Sebenarnya aku sedikit khawatir, dengan wujud fisik yang mencolok seperti itu dia akan jadi pusat perhatian dimanapun dia berada. Sekedar berdiri saja sudah cukup menyita mata agar tidak berpaling darinya. Apalagi sampai tertawa-tawa. Aku juga mencemaskan kesehatan jantungku, karena mendadak sering berdetak lebih kencang melampaui tempo yang seharusnya.

Teman-temanku mungkin sudah muak denganku yang selalu meneriaki namanya ketika dia lewat depannya kelasku. Alay. Lebay. Tapi coba kalian ada diposisiku.


“WAH! YA ALLAH CIPTAANMU!”

Hanya lewat sepersekian detik, terbayang diotakku sampai sepersekian tahun.


“Ada apa, Riqza?” 

Rupanya, guru kesenianku menotice teriakanku


“Itu Bu, keajaiban Tuhan lewaat” kataku setengah histeris.

Pandangan jijik, pandangan heran, pandangan konyol, dari mata teman-temanku langsung mengintimidasi diriku.

Guruku hanya menggeleng, syukur beliau paham jika kelakuanku memang diluar batas nalar manusia.


๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ


Kalau kalian mengingat, tahun 2015-2016 adalah sedang booming dan sedang maraknya aplikasi chatting BBM, saat berkenalan orang akan tanya ‘pin mu berapa?’ dan kalau kalian ingat game COC (Clash of Clan) juga sedang trend saat itu.

“Aku dapat pin BBMnya, Yol!”

Aku tersenyum kecut, “oh ya?”

Aku sedikit tidak percaya diri saat itu, ingat ya -hanya sedikit- karena pada waktu itu ketika teman-temanku sudah memiliki gadget android canggih, hpku masih bermerek Cross jadul dengan nomor seri G1Q, kalau tidak salah hpnya masih ada hingga tahun 2021.

Salah satu hal yang membuatku tidak percaya diri adalah ketika orang-orang di sekolahku bisa mendapatkan pin BBMnya dan secara otomatis bisa BBM-an dengannya sedangkan aku tidak bisa. Aku masih mengandalkan SMS dan inbox Facebook kala itu, hahaha benar-benar menyedihkan.

Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya bisa meminta temanku untuk memberikan informasi kepadaku dia update status apa, unggah foto apa, chattan apa, dan sebagainya. Kalau ingat masa itu, diriku terkesan memaksa untuk sekedar tahu apa yang dia lakukan.

Sebegitu ingin tahunya aku akan apa yang dia lakukan hingga selalu bawel terhadap temanku yang memiliki pin BB nya. Kalau diingat masa-masa itu adalah waktu dimana aku sangat membenci segala apapun ketidakberuntungan yang ada di dalam hidupku terlebih jika itu menyangkut dirinya.

Kesatria Bintang Jatuh, aku selalu ingin melakukan apapun untuk bisa menangkap serpihan harapmu. Hingga aku lupa sebesar apa luka yang aku alami dan betapa beratnya hidup yang aku jalani selama aku mengerjar cahayamu.


๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ


Hatiku selalu sesak saat itu, badanku sakit, nafsu makanku tidak ada, dan berat badanku turun drastis. Efek kehadiranmu bukan hanya terbayang hingga saat ini namun juga sampai ragaku dan memengaruhi hampir 80% jalan kehidupanku.

Aku tidak pernah membenci teman-temanku karena bisa dekat dan berbicara denganmu, tapi aku menyalahkan diriku sendiri mengapa aku hanya bisa diam dan melihatmu ketika dirimu ada didepan mataku.

Begitu kamu tidak percaya seperti apa aku padamu?

Satu harap terdalam tanpa muara, semoga kelak dikehidupanku yang selanjutnya, aku bisa kembali bertemu, berkenalan, dan jatuh cinta padamu. Meskipun dalam kehidupan selanjutnya kamu tak lagi digariskan Tuhan untuk merengkuh ragaku, tak apa, mungkin dikehidupan selanjutnya lagi kamu akan bisa membersamai langkahku.

Aku akan tetap berharap untuk lahir kembali dan mengharapkanmu lagi. Apapun resikonya aku tidak peduli. Selama apapun aku harus menunggu, berapa kalipun kehidupan harus kulalui, aku hanya akan tetap ingin agar kamu bisa melihat bagaimana aku yang sampai seperti ini dalam rangka mencintaimu.


                                                                               ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ



                                                                             With love,



Comments

Popular Posts