PUTIH BIRU KALA ITU Part 1 (SAUDADE #3) 💫

SAU.DA.DE

noun

a nostalgic longing to be near again to something or someone that is distant, or that has been loved and then lost; "the love that remains"


SAU.DA.DE

kata benda

kerinduan nostalgia untuk dekat lagi dengan sesuatu atau seseorang yang jauh, atau yang telah dicintai dan kemudian hilang; "cinta yang tersisa".



💫💫💫



Beberapa hal yang ada dipikiran manusia dan menjadi asumsi paling lumrah banyak orang adalah jika masa putih abu-abu merupakan masa yang paling indah untuk dikenang. Tapi memang pikiranku saja yang berbeda dengan manusia lainnya. Tak apa, aku tetap percaya diri meskipun menentang asumsi kepala orang banyak. Aku dengan lembut hati serta penuh keanggunan akan berkata jika apa yang aku lalui saat seragamku putih biru lebih mengagumkan dan jauh lebih membekas kedalam hatiku daripada apa yang seragam putih abu-abu berikan didalam hidupku. Kalau kalian tidak setuju? Tak apa, tidak masalah, kita masih bisa berteman.


💫💫💫


Senin, 06 Juli 2015
Hari itu hari pertama masuk semester ganjil tahun 2015.
Apalagi!? Oh iya Masa Orientasi Siswa tentunya!

Sekolahku memang sedikit 'mandiri' karena melibatkan sedikit peran OSIS untuk kegiatan semacam itu. Padahal tahun itu aku sangat ingin berpamer ria karena aku menjabat sebagai wakil ketua OSIS kepada adek-adek kelas. Aku ingin katakan secara tidak langsung kalau aku itu keren. Tidak pernah aku seingin itu berpameran ria kecuali pada saat acara MOS tahun 2015 di sekolahku. Tapi ya sudahlah!~

Bukan tanpa alasan aku ingin melakukan perbuatan lumayan tidak bijak itu, semuanya karena aku ingin mendapatkan perhatian seseorang yang membuat mataku membulat di lorong bangunan berwarna hijau yang dikedua sisinya berhadapan kaca berisi kertas binder warna-warni dan diatasnya terdapat beberapa tulisan hasil copy paste dari google.

Hasil akhirnya, usaha yang bisa kulakukan adalah merepotkan teman perempuanku, masih orang yang sama. Saat itu jadwal masuk ke lab komputer yang tempatnya diujung sana. Anak-anak SMPku dulu harus berjuang dulu saat jam mata pelajaran TIK, meskipun berjuang yang kumaksudkan disini adalah perjuangan mengumpulkan segenap kemauan diri untuk berpindah ruang kelas. Tapi anehnya, saat pelajaran TIK teman-temanku justru bersorak gembira karena akan mendapatkan 'hiburan' gratis. Mungkin sampai sekarang masih begitu.

Labnya lumayan dekat dari kelas IX, hanya jalan lurus saja dari pintu kelasku akan lebih cepat sampai dan tentunya lebih hemat energi. Tapi aku kan ingin merepotkan temanku, aku tak mau! Aku menariknya untuk berputar daripada melaju lewat jalan pintas.

“Ha, muter yok, lewat depan koperasi yah? pliss”

Setelah kupinta, menurutmu dia langsung setuju? Tentu tidak!
Mukaku sudah terpasang dengan sangat melas namun dia tetap saja datar dan bilang “NGGA MAU!”

Tekadku bulat. Tidak! Aku harus lewat depan koperasi! Bagaimanapun caranya!

Kupaksa dan kutarik tangan temanku agar sepadan dengan langkah kakiku, jika sudah begitu dia hanya bisa menurut karena ketika aku sudah punya kemauan tidak akan bisa dihalangi oleh apapun termasuk muka terpaksa dan sebal temanku.

Jika tebakanmu aku ingin membeli sesuatu di koperasi atau ingin beli ciki, haha salah besar! Cobalah untuk lebih peka sedikit. Apa yang menjadi sasaranku sesungguhnya bukanlah koperasi, namun seseorang yang sedang duduk bersama teman-temannya didekat koperasi.

Dengan senyum sumringah aku berjalan setengah melompat diikuti oleh temanku dibelakang yang sudah pasrah. Lalu ketika mataku semakin dekat dengan objek yang ingin kulihat, kakiku otomatis berhenti, ia menuruti kemauan mataku agar bisa lebih lama melihat sesuatu yang menarik didepannya. Memang ya, mata kita akan otomatis menengok dan melihat sesuatu yang dianggapnya indah.

Mata yang membulat takjub, senyum yang semakin sumringah singgah, jantung yang berdetak lebih kencang, dan mulut yang sedikit menganga, tanganku reflek memegang dada yang sebentar lagi akan berbunga, bisa dibayangkan betapa abasurdnya eskpresiku saat itu? Melihat kearahnya secara intens, tak tahu malu barang secuil upilpun. Logikamu tak akan sampai menerima tingkahku.

“Heh ngapain! Ayo ke Lab”

Aih dasar! temanku gantian menarik tanganku dengan kencang. Tetapi mataku tetap tak mau lepas, aku tetap melihatnya sampai langkahku terseok. Beralih dua detik demi keseimbangan kemudian melihat kebelakang lagi. Melihat objek yang indah meskipun tanganku tetap ditarik untuk menjauh darinya.

Lekaslah pakai putih biru agar seragam kita sama. Lekaslah upacara bersama dilapangan. Aku tidak sabar melakukan kegiatan bersamamu! Cepatlah cepatt! Mengapa kegiatan orientasi siswa terasa begitu lamaa!

Ah sialan! aku hampir jatuh!


💫💫💫


Harmoni-harmoni beserta atmosfer yang kurasakan saat hari pertama semester ganjil di tahun 2015 terasa tidak seperti hari pertama di dua tahun sebelumnya. Sesungguhnya aku memulai sesuatu yang kurasakan itu jauh sebelum aku berpapasan dengannya setiap pagi ketika berangkat sekolah, juga sebelum pertemuan di lorong bangunan hijau.

Namun pada hari itu, bisa kurasakan bahwa seseorang yang selama ini menghidupkan kupu-kupu ditubuhku akan begitu dekat denganku walaupun pada kenyataannya tidak pernah menjadi dekat. Dan semuanya tidak pernah seindah khayalanku.

Karenanya, masa putih biru memberiku banyak sekali hal, memberiku banyak sekali kenangan, dan juga memberiku banyak sekali rasa. Apa yang aku dapatkan ketika seragamku putih biru tidak aku dapatkan lagi di masa hidupku yang selanjutnya.

Bagaimana bisa masa Sekolah Menengah Atasku lebih berkesan jika apa yang kualami dan kurasakan di masa Sekolah Menengah Pertama terbawa dan membekas di memoriku bahkan ketika seharusnya aku melupakannya di masa SMA? Sedang seseorang yang kutemui jauh sebelum masa itu kutemui lagi di SMP dan terngiang-ngiang sosok dan namanya bahkan sampai saat ini? Sampai dua puluh tahun umurku. Masa Sekolah Menengah Atasku tetap tentang dia tidak peduli jika aku pergi dan tidak lagi sama kota dengannya.

Dia tetap kubawa, dia tetap yang ingin kulihat, dia masih tetap yang kumau.

Bagaimana bisa masa SMAku lebih berkesan dari masa SMP jika kenangan kejadian-kejadian dimasa SMP menghiasi dan memenuhi ruang kenangan yang seharusnya aku isi dengan masa SMA tapi justru kenangan masa SMP lah yang memenuhinya?

Aku tidak bisa, aku tidak bisa menjadikan masa SMAku berkesan dalam, aku tidak bisa.


💫💫💫


With Love,



Comments

Popular Posts