PAGI-PAGI DIHARI-HARI ITU (SAUDADE #1)🕊️
SAU.DA.DE
noun
a nostalgic longing to be near again to something or someone that is distant, or that has been loved and then lost; "the love that remains"
SAU.DA.DE
kata benda
kerinduan nostalgia untuk dekat lagi dengan
sesuatu atau seseorang yang jauh, atau yang telah dicintai dan kemudian hilang;
"cinta yang tersisa".
🍁🍁🍁
Saudade...
Pagi-pagi pada hari-hari itu, sesuatu yang ada dalam diriku membuatku terasa hidup. Sesuatu itu selalu membuatku berdebar. Aku pernah sesemangat itu dan aku pernah seceria itu.
Sesuatu yang dahulu ada didalam diriku, yang berhasil menurunkan lima kilogram berat tubuhku, hingga rok seragamku bisa kunaikkan sampai dada kalau tidak meluncur kebawah dengan mudahnya. Aku benar-benar merasakan sesuatu itu, dahulu.
Hari-hari lalu, mungkin sedikit berantakan tapi aku menyukainya! Meskipun aku sakit tapi aku bersemangat! Meskipun aku menangis tapi aku tertawa!
Sesuatu itu mengubur segala kesedihan diwaktu pagi namun kembali menyelimuti diwaktu malam. Tak apa, sungguh tak apa-apa bukan? Karena aku menyukainya.
2021, sesuatu itu tidak bisa kurasakan lagi, tidak bisa kulakukan lagi, tidak bisa membuatku bersemangat dan ceria lagi.
Sungguh, meskipun begitu, aku tetap selalu meminta, agar suatu saat nanti aku bisa merasakan sesuatu itu kembali.
Agar mataku bisa kembali lagi menangkap apa yang membuat sesuatu didalam diriku hidup sekali lagi.
Ia seperti sebuah perasaan kehilangan yang tiada
pernah akan habis. Sebuah kerinduan panjang yang tiada mempunyai ujung, dan
sebuah keinginan untuk dekat dengan sesuatu yang jauh.
Beberapa tahun lalu, sesuatu dalam diriku terasa
aneh. Ia selalu semangat menanti datangnya pagi dan membenci sore hingga malam.
Ia bersedih ketika petang dan tersenyum ketika siang. Ia juga melakukan sesuatu
yang tidak pernah akan masuk diakal.
Ia mau menerobos kabut kala pagi agar bisa bertenteng didepan. Dengan gaya sok pembalapnya, lantas lupa kalau tiada rem terpasang disepedanya, hingga orang lewat pasar hampir ditabraknya. Kau bayangkan saja, sesuatu setengil itu pernah ada didalam diriku.
🍁🍁🍁
Ia mau menerobos kabut kala pagi agar bisa bertenteng didepan. Dengan gaya sok pembalapnya, lantas lupa kalau tiada rem terpasang disepedanya, hingga orang lewat pasar hampir ditabraknya. Kau bayangkan saja, sesuatu setengil itu pernah ada didalam diriku.
Lewat gerbang itu harus turun, tapi tak mau, malas
katanya, sombongnya dia lewat saja mulai masuk.
“Eh! Eh! Eh! Riqza! Turunnn”
Terkesiap, setengah melompat ia turun dari sepeda. Lalu berlari menuntun menuju penempatan. Aku tak tahu pasti itu apa, tapi setelah itu ia berjalan dengan loncatan.
“Eh! Eh! Eh! Riqza! Turunnn”
Terkesiap, setengah melompat ia turun dari sepeda. Lalu berlari menuntun menuju penempatan. Aku tak tahu pasti itu apa, tapi setelah itu ia berjalan dengan loncatan.
Lalu bertengger ia didepan pintu, menengok kesana
kemari, kemudian pelengkap kegilaannya datang satu persatu dan mamandang aneh
kearahnya. Asal kau tahu saja itu karena sorot menyebalkan sedikit genit
tersilap dimatanya.
Sebenarnya bukan jatahnya, tapi kadang memang ia
semena-mena. Sok- sokan menyapu agar bisa keluar. Hingga sampah ia perebutkan
untuk dibuang. Sampai matanya menangkap apa yang dia inginkan, dari ujung
hingga keujung tak ia lepaskan. Tatap saja terus tatap! Wah! Anggap saja dari
pagi itu hingga siang dirinya dipenuhi bunga-bunga! Lihat! Dari ujung kepalanya
sampaikan ujung kakinya tak akan berhenti bereaksi!
🍁🍁🍁
Pagi-pagi pada hari-hari itu, sesuatu yang ada dalam diriku membuatku terasa hidup. Sesuatu itu selalu membuatku berdebar. Aku pernah sesemangat itu dan aku pernah seceria itu.
Sesuatu yang dahulu ada didalam diriku, yang berhasil menurunkan lima kilogram berat tubuhku, hingga rok seragamku bisa kunaikkan sampai dada kalau tidak meluncur kebawah dengan mudahnya. Aku benar-benar merasakan sesuatu itu, dahulu.
Hari-hari lalu, mungkin sedikit berantakan tapi aku menyukainya! Meskipun aku sakit tapi aku bersemangat! Meskipun aku menangis tapi aku tertawa!
Sesuatu itu mengubur segala kesedihan diwaktu pagi namun kembali menyelimuti diwaktu malam. Tak apa, sungguh tak apa-apa bukan? Karena aku menyukainya.
2021, sesuatu itu tidak bisa kurasakan lagi, tidak bisa kulakukan lagi, tidak bisa membuatku bersemangat dan ceria lagi.
Sungguh, meskipun begitu, aku tetap selalu meminta, agar suatu saat nanti aku bisa merasakan sesuatu itu kembali.
Agar mataku bisa kembali lagi menangkap apa yang membuat sesuatu didalam diriku hidup sekali lagi.
🍁🍁🍁
Waw bagus sekali
ReplyDeleteTapi, saya males baca.....
hmm
Delete